Sejak kecil, sebagian anak laki-laki selalu diminta untuk menjadi orang sukses dan berhasil di masa depan. Untuk mencapai impian tersebut, orangtua tidak bisa melepas atau menyerahkan prosesnya begitu saja kepada si anak.
Orangtua juga harus berperan sebagai pendidik dan pembimbing agar buah hatinya bisa sukses. Tak hanya itu, kesuksesan mesti dibangun oleh rasa percaya diri sejak kecil.
Lantas, bagaimana meningkatkan kepercayaan diri anak laki-laki agar kelak ia bisa sukses? Lalu, hal apa yang harus diajarkan ortu kepada anak sejak kecil?
Lakukan Cara Ini Agar Anak Laki-Laki Bisa Sukses
Berikut beberapa cara dasar yang dapat orangtua lakukan agar anak laki-laki punya rasa percaya diri dan bisa sukses.
1. Berkomunikasi Rutin Sejak Dini
Terampil dalam berkomunikasi adalah salah satu faktor yang membuat seseorang jadi lebih percaya diri. Ketika punya rasa pede yang cukup, jalan sukses seseorang akan lebih terbuka lebar.
Hal tersebut terkonfirmasi dalam studi gabungan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Harvard University, dan University of Pennsylvania di Amerika Serikat.
Peneliti mengatakan, anak usia 4-6 tahun yang sering bercakap-cakap dengan orangtuanya memiliki area Broca yang lebih aktif. Broca adalah bagian otak yang berhubungan dengan kemampuan bahasa dan pemahaman berbicara.
Dengan meningkatkan kemampuan berbicaranya, Anda tidak hanya membantu anak menguasai suatu bahasa lebih cepat, tetapi juga mendorong perkembangan otaknya menjadi lebih kritis.
2. Biarkan Anak Mengambil Keputusan
Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog mengatakan, “Biarkan anak mengambil keputusan. Orangtua hanya perlu memberikan saran dan mengajak si anak mempertimbangkan pilihan yang akan ia ambil.”
Anda bisa melatih anak dari hal kecil, misalnya membiarkan dia memilih menu makanan di restoran sesuai pilihannya.
Lalu, bisa mengarahkan seperti ini, “Adik bisa pilih menu ini karena ada rasa ayam. Adik, kan, suka makan ayam.” atau “Kalau pilih menu yang ini rasanya bakal pedas. Memangnya adik bisa makan makanan pedas?”
Kata psikolog Ikhsan, membiarkan anak mengambil keputusan dapat bermanfaat dalam jangka panjang. Kelak si anak tumbuh dewasa, ia jadi berani mengambil keputusan dan bisa mempertanggungjawabkan pilihannya.
3. Buat Anak Menyadari Kemampuannya
Ada dua cara untuk membuat anak sadar akan kemampuan mereka. Pertama, pujilah kemampuan atau bakat bawaannya. Kedua, apresiasi untuk usaha yang telah mereka lakukan.
Untuk memuji kemampuan bawaan Anak, misalnya ketika ia bisa menggambar suatu objek secara detail, Anda bisa katakan, “Good job adik, kamu berbakat sekali!”
Apabila ingin memuji usaha anak ketika mampu melakukan sesuatu, katakan pujian seperti, “ Adik hebat, ya, bisa mewarnai semua gambar. Tuh, lihat, nggak ada warna yang keluar garis. Keren!”
"Mengajarkan anak untuk sadar akan potensi atau kemampuannya penting agar ia lebih percaya diri dalam menunjukkan kekuatannya kepada lingkungan," tegas psikolog Ikhsan.
4. Ajari Anak Bersosialisasi
Studi dari Pennsylvania State University dan Duke University di Amerika Serikat (AS) mengamati lebih dari 700 anak di AS sejak mereka taman kanak-kanak hingga berusia 25 tahun.
Hasil studi selama 20 tahun menunjukkan, anak yang mampu bersosialisasi dengan baik, cenderung lebih sukses saat dewasa nanti.
Kemampuan sosialisasi yang dimaksud, seperti mau bekerja sama dengan temannya tanpa disuruh, mau membantu orang lain, punya empati, dan bisa menyelesaikan kesulitannya sendiri.
Menurut studi, anak yang cakap bersosialisasi lebih mungkin menjadi sarjana dan punya pekerjaan lebih baik daripada mereka yang tidak memiliki kemampuan tersebut.
Untuk itu, ortu wajib mengajarkan anak keterampilan sosial seperti di atas. Anda dapat memulainya dari kehidupan sehari-hari.
5. Terapkan Etos Kerja Sejak di Rumah
Supaya anak laki-laki lebih percaya diri dan sukses, beri contoh berproses dengan menerapkan etos kerja sejak dini.
Dilansir dari Parent’s, ortu dapat menerapkan etos kerja dari rutinitas sehari-hari. Ketika anak mampu melakukan rutinitas tersebut, mereka akan paham soal manajemen waktu, konsistensi, dan kesuksesan.
Hal tersebut juga diakui oleh Julie Lythcott-Haims, mantan dekan dan peneliti dari Stanford University di AS. Menurutnya, kesuksesan anak bisa dilatih dengan membantu mengerjakan tugas rumah tangga, seperti mencuci piring, membersihkan rumah, hingga mencuci baju sendiri.
Anak yang terbiasa melakukan rutinitas seperti itu lebih gampang beradaptasi di tempat kerja dan lebih punya rasa empati. Mereka cenderung menghargai sebuah proses dan kerja keras untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Mereka juga lebih mungkin berhasil untuk menyelesaikan masalah atau tugasnya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua agar anak laki-laki tidak mengalami hambatan menuju pribadi yang percaya diri dan sukses.
Menurut psikolog Ikhsan, hindari menunjukkan sikap yang merendahkan anak.
“Sikap tersebut misalnya seperti, ‘masa gitu aja nggak bisa’ atau ‘kamu tuh bisanya apa, sih’, Nah, sikap ini cenderung membuat anak malah semakin merasa tidak percaya diri,” kata Ikhsan.
Selain itu, ortu tidak boleh memaksakan standar kesuksesan anak. Setiap anak punya batas kemampuan masing-masing. Belum tentu kesuksesan yang Anda harapkan sama dengan keinginan buah hati.
Anda harus ingat, tugas orangtua bukan mencetak anak menjadi orang sukses. Orangtua hanya perlu memberikan kasih sayang, membimbing, mengajarkan budi pekerti, serta menyediakan fasilitas seperti pendidikan, makanan, dan tempat tinggal yang layak.
Biarkan anak memilih jalan kesuksesannya masing-masing asal sesuai norma dan batas yang berlaku di masyarakat. Apabila Anda tidak dapat memberikan hal tersebut, setidaknya jangan berekspektasi tinggi dengan kesuksesan anak.
Sumber: Klikdokter